Selasa, 26 Mei 2015

- LANDASAN FILOSOFI DALAM PENDIDIKAN -



A.    Pengertian Filsafat Pendidikan
            Landasan merupakan suatu alas atau dasar pijakan dari suatu hal; suatu titik tumpu atau titik tolak dari suatu hal; atau suatu fundasi tempat berdirinya suatu hal. Berdasarkan sifat wujudnya ada dua jenis landasan, yaitu landasan yang bersifat material (contohnya berupa landasan pacu pesawat terbang dan fundasi bangunan gedung). landasan bersifat konseptual (contohnya antara lain berupa dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD RI Tahun 1945; landasan pendidikan, dsb ). Maka dari itu landasan pendidikan tergolong ke dalam jenis landasan yang bersifat konseptual.
            Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos yang artinya cinta dan sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu, kebenaran. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, masing-masing filosof memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Demikian pula kajian yang dijadikan obyek telaahan akan berbeda selaras dengan cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu.
            Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik bersifat fisik dan mental, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai alirannya.
            Sekedar tinjauan sejarah ide-ide filsafat pendidikan antara lain tersimpul di dalam pandangan :
Ø  Teori (Hukum) Empirisme
Ajaran filsafat ini terkenal sebagai teori tabula-rasa yang dipelopori oleh John Lockke (1632-1704) mengatakan bahwa perkembangan ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, terutama pendidikan. John Lockke berkesimpulan bahwa tiap individu lahir sebagai kertas-putih dan lingkungan itulah yang menulisi putih itu. Bagi John Lockke faktor pengalaman yang berasal dari lingkungan itulah yang menentukan pribadi seseorang.
Ø  Teori (hukum) Nativisme
Ajaran ini dapat digolongkan dengan filsafat idealisme, ajaran nativisme dapat dianggap aliran pesimistis karena menerima kepribadian sebagaimana adanya, tanpa kepercayaan adanya nilai-nilai pendidikan untuk merubah kepribadian.
Ø  Teori (hukum) konvergensi
Bagaimanapun kuatnya alasan kedua alliran pandangan di atas, namun keduanya kurang realistis. Suatu kenyataan bahwa potensi hereditas yang baik saja, tanpa pengaruh lingkungan (pendidikan) yang positif dan maksimal, tidak akan menghasilkan kepribadian ideal tanpa potensi hereditas yang baik.
B.     Definisi Filsafat Pendidikan
            Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan nuntuk mencapainya. Filsafat juga dapat didefinisikan sebagai kaidah filosof dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
            Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju tabiat manusia.
            Menurut Imam Barnadib filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis filosof terhadap pendidikan.
            Jadi kesimpulannya, bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.

C.    Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
            Ruang lingkup filsafat adalah semua lapangan pemikiran manusia yang komprehensif. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar-benar ada (nyata), baik material konkret maupun nonmaterial (abstrak). Jadi, objek filsafat itu tidak terbatas.
            Secara makro, apa yang menjadi objek pemikiran filsafat, yaitu permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran filsapat pendidikan.
            Sedangkan secara mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi :
Ø  Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education)
Ø  Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan (the nature of man)
Ø  Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
Ø  Merumuskan secara hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, teori dan pendidikan.
Ø  Merumuskan hubungan antara filsafat negara ((ideologi), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
Ø  Merumuskan sistem-sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.

          Dari uraian di atas, diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan yang baik dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang di cita-citakan.

D.    Aliran-Aliran dalam Filsafat Pendidikan
Aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia ini adalah :
a.       Idealisme
Idealisme menegaskan bahwa hakekat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolut dan abadi.
b.      Realisme
Realisme berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu adalah gambaran yang baik dan benar.
c.       Perenialiasme dan Esensialisme
Yakni keduanya membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang pokok-pokok (subject centered), perbedaannya ialah perenialisme menekankan keabadian teori kehikmatan yaitu pengetahuan yang benar (truth), keindahan (beauty), kecintaan kepada kebaikan (goodness). Oleh karena itu dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perennial. Prinsip pendidikan antara lain :
a)      Konsep pendidikan itu bersifat abadi karena hakekat manusia tidak pernah berubah.
b)      Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhusuan maklum manusia yang unik, yaitu kemampuan berpikir.
c)      Tujuan belajar adalah mengenai kebenaran abadi dan universal
d)     Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya
e)      Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic subject).

d.      Pragmatisme dan progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.

e.       Rekonstruksinisme
Rekonstruksinisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah atau lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.

E.     Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa merupakan asa dan pedoman yang melandasi
 
Sumber :
Kicauanku: Makalah Filsafat Pendidikan, (http://widiseorangpemimpi.blogspot.com/2012/11/makalah-filsafat-pendidikan.html?m=1) , 29 September 2013, 18.40 WIB



 Tugas ini disusun untuk memenuhi :
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd


Tidak ada komentar:

Posting Komentar