MENCIPTAKAN
PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN
Lina Nurlina
BSDIV PGSD FIP,
Universitas Muhammadiyah Jakarta
ABSTRAK
Hal
yang membuat siswa bosan dan tidak nyaman dalam belajar adalah adanya
pembelajaran yang tidak menyenangkan atau kurang menarik perhatian siswa. Bukan
hanya karena faktor ketidakmampuan siswanya saja, tapi faktor gurunya juga
berpengaruh. Padahal terdapat berbagai cara guru untuk membuat siswa menjadi
menyenangkan dalam proses pembelajaran seperti : 1) menyapa siswa dengan ramah
dan bersemangat. 2) menciptakan suasana rileks. 3) memotivasi siswa. 4) menggunakan
ice breaking. 5) menggunakan metode pembelajaran yang variatif. 6) pemilihan
media pembelajaran. Dengan beberapa faktor tersebut juga dapat membantu siswa
untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa yang bisa berpengaruh pada
prestasi belajar yang dipilih.
Kata Kunci :
Pembelajaran menyenangkan
PENDAHULUAN
Sebagian
besar siswa merasa jenuh terhadap materi yang disampaikan oleh guru jika guru
tidak dapat menyampaikannya secara menyenangkan, kreatif dan aktif. Semakin
lama siswa akan menjadi malas, bosan dan tidak bersemangat lagi dalam belajar.
Tentunya hal ini bukan hanya dari dalam siswanya saja yang tidak mampu
menguasai materi yang diberikan, guru harus tahu bahwa dalam proses
pembelajaran yang dilakukannya belum berhasil dan harus lebih di kembangkan
lagi dengan memiliki cara-cara tertentu.
Guru
tidak dapat menyalahkan siswa mengapa ia tidak mampu menguasai materi yang
diajarkan, guru dapat memperbaiki pembelajarannya karena memang banyak cara yang dapat dilakukan agar
tidak berdampak pada siswanya, dan menjadikan kebiasaan guru yang dapat
menyenangkan siswa. Apalagi hal tersebut sudah diamanatkan dalam Undang-undang
RI No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas dan Peraturan Pemerintah No 19 tentang
Standar Pendidikan Nasional. Undang-undang No. 20 Pasal 40 ayat 2 berbunyi :
“Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.” Selain itu dalam Pasal 19 ayat 1
berbunyi : “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.”
Amanat
perundang-undangan mengenai penyelenggaraan pendidikan tersebut sering kita
dengar dengan istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan). Untuk dapat melaksanakan amanat perundang-undangan tersebut,
guru hendaknya mengubah paradigm mengenai mengajar siswa menjadi membelajarkan
siswa. Di samping itu, guru harus memahami hakikat PAKEM dan menguasai berbagai
strategi/model pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM.
METODE
Penelitian
ini menggunakan metode studi pustaka. Yang mengkaji berbagai literatur untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Pembelajaran Menyenangkan
Secara bahasa
pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction (Inggris). Kata
pembelajaran itu sendiri memiliki variasi pemaknaan. Meskipun demikian dari
variasi pemaknaan kata pembelajaran kebanyakan menunjuk pada upaya untuk
membelajarkan siswa. Saylor, et al (1981:257), menyatakan “Pembelajaran itu
adanya dua hal yaitu adanya aktivitas individu siswa dan adanya lingkungan yang
dikondisikan secara khusus untuk mengarahkan aktivitas siswa. Dimana tujuan
dari aktivitas ini yaitu agar terjadi belajar pada siswa. Lebih jelas lagi
Gagne, et al. menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas untuk
membantu mempermudah seseorang belajar, sehingga terjadi belajar secara
optimal. Dalam proses pembelajaran merujuk pada segala peristiwa (events) yang
bisa memberikan pengaruh langsung terjadinya belajar pada manusia.
Dengan demikian, dalam
konteks pembelajaran di sekolah guru adalah salah satunya, bukan satu-satunya.
Selain daripada itu,
Rmizowski (1981:4) menjelaskan bahwa pembelajaran itu memiliki dua cirri yaitu
aktivitas yang berorientasi pada tujuan yang pesifik serta adanya sumber dan
aktivitas belajar yang telah direncanakan sebelumnnya. Tujuan, sumber, dan
aktivitas belajar yang ditetapkan sebelum proses belajar mengajar terjadi
inilah yang terpenting. Apakah tujuan itu ditetapkan oleh guru atau pihak luar
lainnya, apakah kegiatan itu menggunakan variasi yang unik atau hanya satu
metode dan apakah metode itu diputuskan oleh guru atau siswa itu masalah lain.
Pembelajaran yang
menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa dengan nyaman dan
mengasyikan. Perasaan mengasyikan mengandung unsur inner motivation, yaitu
dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.
Menurut Suprijono
(2009) pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran dengan Socio emotional
climate positif. Peserta didik merasa bahwa proses belajar yang dialaminya
bukan sebuah derita yang mendera dirinya, melainkan berkah yang harus
disukurinya. Belajar bukanlah tekanan jiwa pada dirinya, namun merupakan
panggilan jiwa yang harus ditunaikannya.
Pembelajaran
menyenangkan bukan berarti selalu diselingi dengan lelucon, banyak bernyanyi
atau tepuka tangan yang meriah, tetapi pembelajaran yang menyenangkan itu dapat
dikatakan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan,
aman dan menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian
peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan
gembira, konsentrasi tinggi. Sementara sebaliknya pembelajaran menjadi tidak
menyenangkan apabila suasana tertekan, perasaan terancam, perasaan menakutkan,
merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan,
suasana pembelajaran monoton, pembelajaran tidak menarik siswa. (Dra.
Indrawati, M.Pd dan Drs. Wawan Setiawan, 2009, hlm. 24)
B.
Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan
Untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan, guru dapat melakukn beberapa hal di bawah ini :
1. Menyapa
siswa dengan ramah dan bersemangat
Menciptakan
awal yang berkesan sangat penting karena akan mempengaruhi proses selanjutnya.
Jika awalnya baik, menarik, dan memikat, maka proses pembelajaran akan lebih
hidup dan menggairahkan.
Dengan
hal tersebut, di setiap awal pertemuan pembelajaran guru harus memberikan
sapaan yang membuat siswa bersemangat misalnya “Selamat pagi anak-anak, apa
kabar hari ini? Sudah pada sarapan semuanya? Haayoo, yang lemas jawabnya
berarti belum sarapan ya ?” dengan pertanyaan seperti itu atau pertanyaan yang
lain sebagainya berlaku positif dapat membangkitkan semangat siswa untuk dapat
memulai pelajarannya di hari itu. Dan dengan perilaku guru yang ramah, siswa
merasa lebih dekat dengan gurunya dan dapat membuat siswa lebih aktif.
2. Menciptakan
Suasana Rileks
Menciptakan
suasana rileks dengan menciptakan lingkungan yang nyaman. Hal ini dapat
dilakukan seperi menata ruang kelas dibentuk se cocok mungkin, mengatur
ventilasi dan tata cahaya. Selain itu hal yang berkenaan siswa jika ada
kesalahan ketika menjawab sebuah pertanyaan dari guru jangan di tegur atau di
marahi tapi guru hanya dapat menjawab “tidak apa-apa, namanya juga belajar.”
Dengan demikian siswa tidak akan takut untuk mencoba menjawabnya lagi dilain
waktu.
3. Memotivasi
Siswa
Pembelajaran
tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk belajar. Maka dari
itu perlunya dorongan untuk membangkitkan siswa. Guru wajib berupaya sekeras
mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara khusus guru perlu
melakukan berbagai upaya secara nyata untuk meningkatkan motivasi belajar
siswanya, misalnya berupa stimulus model pembelajaran yang menarik memungkinkan
respon yang baik dari siswa. Respon yang baik tersebut akan membuat siswa
menjadi terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran dengan penuh perhatian
dan antusias tanpa mengikuti pembelajaran dengan terpaksa atau asal-asalan.
4. Menggunakan
Ice Breaking
Tujuan
ice breaking adalah pencair suasana agar dalam kondisi yang optimal. Semua guru
tentunya pernah mengalami situasi belajar yang beku dan membosankan. Dengan
adanya ice breaking dapat dilakukan pada awal jam masuk atau saat jam terakhir
ketika siswa sudah merasakan kejenuhan.
Ice
breaking dapat mengembalikan konsentrasi siswa yang sudah tidak fokus. Ice
breaking dapat dilakukan kurang lebih 15 menit. Ice breaking bisa berupa
yel-yel, menyanyi, gerak dan gerak lagu, gerak anggota badan dan games.
5. Menggunakan
Metode yang Bervariatif
Metode
adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan khusus tertentu. Karena dalam
pembelajaran itu biasanya terdapat lebih dari satu metode yang digunakan.
Meskipun pada dasarnya satu metode bisa digunakan untuk mencapai lebih dari
satu tujuan, akan tetapi untuk pertimbangan variasi dan motivasi belajar siswa
sebaiknya pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi.
Dengan
metode yang bervariatif guru tidak hanya terpaku menggunakan satu metode saja
tetapi dapat melakukan beberapa metode seperti metode ceramah, selain itu
metode Tanya jawab, metode diskusi, metode latihan, metode demonstrasi dan
eksperimen, metode karyawisata, metode kerja kelompok. Dari satu metode guru
dapat melakukan dengan hal yang berbeda dan hrus lebih kreatif lagi.
6. Pemilihan
Media Pembelajaran
Menentukan
jenis media pembelajaran harus diperhatikan dengan benar, yang akan guru buat
itu apakah semacam alat bantu guru dalam mengajar (presentasi) ke siswa atau
kita arahkan untuk bisa dibawa pulang siswa untuk belajar mandiri di rumah atau
sekolah.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat
ditegaskan bahwa pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati
siswa dengan nyaman dan mengasyikan. Banyak cara yang dapat dilakukan guru agar
tidak berdampak pada siswanya, dan menjadikan kebiasaan guru yang dapat
menyenangkan siswa. Hal itu tidak akan membuat siswa jenuh, bosan, perasaan
malas, semuanya tidak akan terjadi jika guru memiliki suatu cara yang bisa
membuat siswanya nyaman dan menyenangkan dalam menyenangkan.
Saran
Guru
harus lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran. Diantaranya melakukan
siswa dengan ramah dan bersemangat, menciptakan suasana rileks, memotivasi
siswa, menggunakan ice breaking, menggunakan metode pembelajaran yang variatif,
dan pemilihan media pembelajaran juga perlu dilakukan. Dengan cara seperti itu
dapat membangkitkan semangat siswa untuk tidak malas belajar, dan dalam
mengikuti pembelajaran akan terasa menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati,
M.Pd dan Wawan Setiawan, 2009, Modul
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Diterbitkan oleh
PPPPTKIPA.
Kurniawan,
Deni. Pembelajaran Terpadu Tematik
(Teori, Praktik, dan Penilaian): Alfabeta Bandung, 2014.
Muhammad
Abduh. Menciptakan Pembelajaran yang
Menyenangkan. sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/jgri1331699416.pdf
Untuk mendownload via file pdf , klik disini : Artikel Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Pembelajaran PKn di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar